Berkesenian di Tanah Rantau

17 Agustus, hari dimana semua rakyat di seluruh pelosok negeri ini merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dari desa sampai kota merayakannya dengan suka cita. Berbagai perlombaan, pawai atau karnaval dengan tema yang beragampun diadakan. Bukan hanya di kampung-kampung, disekolah sampai pesantren pun ikut serta memeriahkan hari istimewa tersebut. ada lomba kelereng, makan krupuk, lomba balap karung, lomba egrang, ada pula lomba layang-layang, lomba sepak bola pakai daster, lomba menangkap ikan lele, dan yang paling identik ialah loma panjat pinang, dan masih banyak lagi. Terbayang bukan, gimana meriahnya….

Setiap daerah memiliki cara khas tersendiri untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI, kalau di Blora, Jawa Tengah hari Kemerdekaan kurang lengkap tanpa adanya kesenian Barongan,. Pertunjukan inilah yang paling ditunggu-tunggu. Biasanya barongan diarak keliling kampung atau keliling desa, kesenian yang digemari oleh segala usia ini, memiliki sifat-sifat kerakyatan, spontanitas, sederhana, keras, kompak, yang dilandasi kebenaran.



photo by @jujunjuna53

Tari barongan ini diambil dari cerita Panji. Panji adalah seorang Putra Kerajaan Singosari yang menyamar sebagai pengamen. Dia mengamen dengan melakukan tari barongan. Penyamaran yang dia lakukan adalah untuk mengembara mencari kekasihnya yaitu Ayu Galuh CandraKirana. 


Keseruan pertunjukan Barong di Bantar Gebang Pangkalan 2,3 dan 4
photo by @jujunjuna53

Bagi para perantau dari Blora, pasti sangat merindukan kemeriahan 17 Agustus, terutama barongannya. Nah, bagaimana dengan nasib perantau yang ingin menikmati pertunjukan barongan yang tingkat keseruannya masih sama dengan yang di kampung? Di Bekasi, Bantar Gebang lebih tepatnya pangkalan 2, 3, dan 4 yang masyarakat nya didominasi oleh orang jawa khususnya Kabupaten Blora, Ds. Bagen, ada yang unik disini. Mereka mengobati rasa rindunya dengan memboyong barongan beserta segala pelengkapannya yang ada di kampung. Barongan diarak keliling pangkalan 2, 3, dan 4 dengan ciri khas barongan kampung, bukan Cuma masyarakat pendatang, masyarakat aslipun ikut larut dalam kemeriahan pertunjukan tersebut.


dalam Tari Barong, ia disebut Genderuwo
photo by @jujunjuna53

Banyak sekali hal positif yang bisa diambil dari acara tersebut, diantaranya pengelanan budaya kepada anak-anak yang lahir di tanah perantaun (tentunya sangat asing dengan budaya barongan), pelestarian budaya (walaupun sudah hidup di kota, tidak melupakan budaya kota asal), gotong royong atau kerjasama (dimana dibutuhkan kerjasama, antara penabuh, pembarong, warog, dan masyarakat agar semakin meriah), dan silaturahmi (Bila hari-hari biasa disibukkan dengan bekerja, dihari kemerdekaan ini bisa berkumpul bersama keluarga, saudara, teman, pacar bahkan mantan juga bisa…… kita semua disatukan dalam satu budaya.

kemeriahan pertunjukan barongan
photo by @jujunjuna53

Acapkali Seni Barong dihubungkan dengan hal mistis yang mengarah kepada perbuatan sirik yang dibenci Allah. Agama dan Budaya itu berbeda. Saya pribadi secara Agama adalah Islam, tetapi secara budaya saya Jawa. dan saya bangga dengan budaya saya. Teori yang sebenarnya sederhana, tetapi dibuat rumit oleh dunia.

Dimanapun kita berada, mari lestarikan budaya kita, bila bukan kita para generasi muda lalu siapa lagi?? 

#BaronganBlora 
#AkuwongJawa 
#CintaBudayaJawa
#BerkeseniandiTanahRantau 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barongan Blora

Analisis lagu "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan" by Payung Teduh