Jesica Hatinya Retak

Hari pertama, aku merasa "Tidak tahu", semua kuhubungi, semua kumintai tolong agar membujukmu kembali padaku, berkali-kali aku mengirimimu pesan pendek, entah apa yang aku fikirkan, hanya hati tak sanggup membayangkan, bila kujalani esok tanpa kamu. kamu hanya bilang ini tak kan lama, Baiklah, aku menunggu

Hari Kedua, masih saja seperti itu, aku menangis dalam malam, bukan hanya malam, air mataku tersembunyi dibalik masker dan kaca mata hitam. semua kenangan-kenangan itu mendadak berkliaran di fikiranku. muncul terus-menerus membuat hati makin sedih. masih berusaha menghubungimu... 

Hari ketiga, hidupku masih saja seperti di neraka tanpa kamu, aku merasa kehilangan semuanya, harapan, impian, hancur, tak ada lagi semangat. dan masih menangis

Hari keempat, kelima, keenam, aku menjadi memusuhi malam, tak ingin malam datang. malam akan menjadi sangat panjang, ketika aku hanya menatap layar Handphone berharap ada pesan darimu. waktu berjalan perlahan. malam semakin larut tapi mata enggan terpejam. oh.. betapa tersiksanya aku. aku benci malam. 

Hari ketujuh, kadang aku merasa marah, sedih, tidak tima kenapa aku diperlakukan seperti ini... apa kamu tidak rindu aku? dan pesan singkat itu terkirim, entak kapan aku memencet SEND, selang berapa lama, kamu membalas pesan dan kamu katakan Rindu aku juga... 
Jiwaku basah rasanya, hatiku bagai tersiram air terjun... melegakan sekali.. 

Hari delapan, aku agak lega, tetapi masih ada yang mengganjal. sampai kapan ini terjadi. sampai kapan? 

Hari ke sembilan, sepuluh, sebelas... tetap masih galau, 

Hari ke14, dua minggu tepatnya masih galau juga, masih menangis juga.

Hari ke 18, kamu bilang rindu dan ingin bertemu, OK lah, (dalam hati kukatakan rinduku lebih besar daripada rindumu). kita bertemu, kita banyak bercerita, menghabiskan waktu berdua, bercanda lagi, tertawa lagi... oh.. bahagianya aku, melihat senyummu, melihat tawamu, aku mengerti kamu memang rindu aku..

tapi setelah hari itu, kenapa kamu hilang lagi? detik perdetik ku hitung, ku tunggu dan tak ada satupun pesan masuk ke Handphoneku, and I don't know what you want. semakin lama- semakin lama, aku menunggumu, tapi aku sadar harapanku sepertinya sia-sia. aku mulai membiasakan hati tanpa kamu, mulai mengisi hatiku dengan hal lain yang menyenangkan, hanya sesekali saja menangis. dan kini semua mulai terasa hambar. walau sedikit harapan masih terselip.



Kamu terlalu asik berlari, hingga tak sadar aku telah berhenti jauh-jauh hari. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barongan Blora

Analisis lagu "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan" by Payung Teduh

Berkesenian di Tanah Rantau