MURKA


Kupandang mata itu dalam dalam, benar-benar dekat,
terus menelisik apa yang sedang kau sembunyikan
Ku mendengar apa yang kau bicarakan. namun tak dapat kutangkap dengan baik.
Mulutku terdiam tak bicara,
Menahan dalam dalam nafasku agar tak terisak di depanmu
Menahan agar air mata tak menetes di hadapanmu
Memang tak tahu apa yang harus dibicarakan lagi
Buntu... Tak dapat berfikir

Kesedihan terpancar dari matamu, mataku
dan dinding-dinding putih yang dingin membisu.
Tak banyak kata terucap. hanya sorot mata mengartikan semuanya.

Semua terkendali sebelum murka itu datang
Jangan salahkan siapapun, jangan...
Hanya kita yang belum siap menerima
Bahwa hidup tak selalu berjalan indah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barongan Blora

Analisis lagu "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan" by Payung Teduh

Berkesenian di Tanah Rantau