Kata Hati


Kamu datang dengan penuh perhatian, kebaikan, manis dan bijaksana. kamu mengisi seluruh hari-hariku, mengisi hatiku dan seluruh fikiranku. merindukanmu adalah hal yang paling aku benci. berjumpa dengan mu adalah sesuatu yang selalu aku tunggu. bila aku tahu akhirnya kan seperti ini, aku tak ingin berjumpa denganmu. baiklah, memang ini sudah terjadi. inilah kenyataannya.

Sejak saat itu (2 bulan sudah) hati ini masih terpenuhi olehmu. aku ingin membencimu dengan teramat sangat. sehingga untuk melangkah lagi tak sesulit ini. dan untuk jatuh cinta lagi tak setakut ini. Kamu membuat luka yang sangat dalam. normalnya aku akan membencimu. yaa aku akan sangat membencimu. itulah logisnya. namun tak ada yang bisa memungkiri kata hati.

Aku tahu yang benar itu aku menjauhimu, meninggalkanmu, menghilang darimu. tapi bagaimana aku lakukan itu semua bila kamu masih duduk manis di hatiku. mengikuti setiap aliran darahku. Bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku bila kamu tidak pergi. Aku seringkali bimbang, apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menghilang dari hidupmu? Apa aku tetap seperti ini, tetap disini, menyaksikan semua? melihatmu bersanding dengannya? aku tahu itu sama saja membunuhku. menguburku hidup-hidup.

Menghilang darimu bisa diibaratkan seperti aku berjalan di atas bara api sebelum aku masuk ke lautan. Tetapi bila aku tetap disini aku seperti berenang mengarungi lautan yang tak ada tepinya.
Aku mencoba untuk melepasmu, aku mencoba untuk tidak lagi peduli denganmu. namun apa? setelah pertemuan terakhir kita, aku melihat senyummu, aku melihat cintamu, aku melihat kamu pun sebenarnya tidak menginginkan aku pergi, dan aku melihat kamu sangat merindukanku setelah lama kita tak berjumpa. kita tak bisa memungkiri bahwa hati kita belum siap untuk saling melepaskan. Namun kamu telah memilih dia (wanita yang telah bersamamu selama 6 tahun) dan aku baru 2 tahun bersamamu.

Yaa kau bilang padaku dia adalah wanita yang lebih tangguh dariku. sempat aku berfikur aku dilahirkan dalam keluarga yang seperti itu agar aku bisa dianggap lebih tangguh olehmu. agar aku bisa membuatmu berfikir aku lebih keren. tapi tidak.... ini hanyalah sebuah penilaian.

Kamu bilang dia bisa menyembunyikan masalahnya ketika dihadapanmu, seperti tak terjadi masalah apa-apa. (itu kamu anggap keren).
Dan aku?????
Aku memang tak bisa menyembunyikan apa-apa darimu, setiap detil dalam hidupku aku ceritakan padamu. Tidak ingatkah dari awal kita dekat karena aku yang bercerita tentang hidupku?? aku hanya membiasakan untuk kita saling terbuka, dan secara tidak kamu sadari, kamu pun melakukannya, kamu tidak sadar setiap saat kita bertemu, kamulah yang sekarang lebih cerewet, kamu bercerita bagaimana hari mu, bagaimana pekerjaanmu, bagaimana adikmu, keluargamu, kamu bercerita panjang lebar, dan aku senang itu. itulah yang aku maksud, aku membiasakan diri untuk tidak ada hal yang ditutup-tutupi.

Tapi bagimu itu salah, aku salah menceritakan segala keluh kesahku padamu. kamu anggap aku tidak bisa menyimpan rahasia, kamu anggap aku lebih lemah dari dia yang bisa menyimpan rahasianya sendiri. Yaaaa.... aku salah telah terbuka padamu... kamu anggap aku salah....

berkali-kali aku bilang "Aku ikhlas, aku rela", tapi pada kenyataannya itu hanya mulut yang berbicara, tapi hati berkata lain, hati berkata "jangan pergi, jangan pergi meninggalkanku, aku tak sekuat yang kamu bayangkan, bukan cuma dia yang hancur bila kamu tinggalkan, aku pun rapuh dan hancur bila kamu tinggalkan".

Sampai pada suatu malam, aku berfikir, bagaimana bila aku jadi yang kedua? bagaimana bila aku ikhlas untuk dimadu. OK kita bukan remaja lagi. sehingga pembahasan seperti ini bisa saja terjadi. itu realitanya, bahwa tidak sedikit orang yang memiliki dua, tiga bahkan empat istri sekaligus. ingin sekali aku menjadi istrimu, menyiapkan sarapan untukmu, merawat anak-anak kita. Tapi aku membayangkan bila pada suatu malam, tiba saatnya kamu tidak denganku, betapa sakitnya itu. membayangkan kamu dengan istrimu yang lain. sedangkan saat ini melihatmu sidikit saja disentuh oleh wanita lain aku sudah tidak sanggup. apalagi aku harus mejalani malam-malam yang seperti itu?

Aku memilih untuk pergi, aku akan mencari jalanku sendiri. dan bila aku ditakdirkan untuk di madu, aku terima dengan ikhlas, namun biarlah aku dengan sekuat tenaga menghindar dari takdir itu. aku akan mencari kebahagiaan yang lain. Aku begini bukan karena aku membencimu, aku terlalu mencintaimu, sangat cinta dan teramat sangat cinta, tetapi juga menyakitkan jika aku harus bertahan seperti ini terus.


Suatu saat kamu akan membaca tulisan ini. dan saat itu tiba, aku sudah bersama yang lain.



02 Juni 2017
Olive

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barongan Blora

Analisis lagu "Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan" by Payung Teduh

Berkesenian di Tanah Rantau